Seorang OB Offiece Boy Jadi Direktur Bank Mendadak
TUKANGbECAK.org - Tak ada yang pernah tahu nasib seseorang di kemudian hari. Hal itulah yang dirasakan pria asal Kediri, Jawa Timur ini. Lahir dari keluarga yang serba pas-pasan membuat Houtman Zainal Arifin hanya mengenyam pendidikan hingga bangku sekolah menengah atas (SMA).
Dia memutuskan hijrah ke Jakarta untuk mengubah nasib pada tahun 1951 - 1974. Ia merantau ke ibukota seorang diri dan tinggal di sebuah rumah petak di Kampung Bali, Jakarta. Kehidupan Jakarta yang keras, membuat Houtman tak mudah mendapatkan pekerjaan.
Kondisi sang ayah yang sakit-sakitan membuat Houtman bertekad bekerja apapun. Uang Rp 2 ribu hasil pinjaman teman, ia gunakan untuk berdagang asongan perhiasan imitasi. Tinggal di kolong jembatan berbaur dengan teman-teman kalangan bawah seperti tukang sol sepatu, tukang sayur dan lain-lain, ia jalani.
Mimpinya bisa bekerja di sebuah gedung bertingkat dengan ruangan ber-AC. Houtman diterima di sebuah perusahaan terkenal asal USA sebagai office boy. Selama ia bekerja seringkali bertanya pada para pegawai mengenai tata cara bank.
Suatu hari saat ada kegiatan training, Houtman memperhatikan mentor dan peserta. Entah apa yang direncakan Tuhan untuknya, Houtman diajak ikutserta dalam ujian penyaringan karyawan. Houtman berhasil dan "LOLOS" menjadi 4 besar yang akan dikirim ke Eropa.
Selama di Eropa, Houtman menangkap dengan cepat materi yang diberikan. Tak disangka Houtman terpilih menjadi Vice President Citibank. Sebuah jalan hidup yang tak ia sangka seumur hidupnya. Sosoknya yang ulet dan pekerja keras sangat menginspirasi orang banyak.
TUKANGbECAK.org - Tak ada yang pernah tahu nasib seseorang di kemudian hari. Hal itulah yang dirasakan pria asal Kediri, Jawa Timur ini. Lahir dari keluarga yang serba pas-pasan membuat Houtman Zainal Arifin hanya mengenyam pendidikan hingga bangku sekolah menengah atas (SMA).
Dia memutuskan hijrah ke Jakarta untuk mengubah nasib pada tahun 1951 - 1974. Ia merantau ke ibukota seorang diri dan tinggal di sebuah rumah petak di Kampung Bali, Jakarta. Kehidupan Jakarta yang keras, membuat Houtman tak mudah mendapatkan pekerjaan.
Kondisi sang ayah yang sakit-sakitan membuat Houtman bertekad bekerja apapun. Uang Rp 2 ribu hasil pinjaman teman, ia gunakan untuk berdagang asongan perhiasan imitasi. Tinggal di kolong jembatan berbaur dengan teman-teman kalangan bawah seperti tukang sol sepatu, tukang sayur dan lain-lain, ia jalani.
Mimpinya bisa bekerja di sebuah gedung bertingkat dengan ruangan ber-AC. Houtman diterima di sebuah perusahaan terkenal asal USA sebagai office boy. Selama ia bekerja seringkali bertanya pada para pegawai mengenai tata cara bank.
Suatu hari saat ada kegiatan training, Houtman memperhatikan mentor dan peserta. Entah apa yang direncakan Tuhan untuknya, Houtman diajak ikutserta dalam ujian penyaringan karyawan. Houtman berhasil dan "LOLOS" menjadi 4 besar yang akan dikirim ke Eropa.
Selama di Eropa, Houtman menangkap dengan cepat materi yang diberikan. Tak disangka Houtman terpilih menjadi Vice President Citibank. Sebuah jalan hidup yang tak ia sangka seumur hidupnya. Sosoknya yang ulet dan pekerja keras sangat menginspirasi orang banyak.
