Dokter HOMO Pesan Cowok Buat HOMOAN Bareng

Menurut John, pelesir ke tempat hiburan malam yang diikuti 9 dokter itu merupakan 'salam pembuka' dari kerja sama antara perusahaan farmasi dan para dokter secara individu. "Sebelumnya, salah satu dari sembilan dokter sudah memiliki komitmen dengan salah seorang di kantor pusat," ujar John.
Dokter itu kemudian bercerita kepada rekan-rekannya, termasuk menceritakan tentang entertain ke dunia malam. Efeknya, delapan dokter tertarik dan atasan John pun dikontak. Selanjutnya, John diminta mengawal kesembilan dokter ke tempat hiburan malam.
KS, singkatan dari kerja sama, adalah istilah di kalangan medrep yang berarti si dokter berkomitmen untuk meresepkan obat yang ditawarkan medrep. Sebagai ganjarannya, si dokter akan mendapat hadiah bisa berupa uang, barang-barang berharga termasuk mobil dan rumah. "Mayoritas sih minta uang," ujar John.
Seorang mantan medrep mengaku pernah menghadapi dokter meminta sesuatu yang sempat membuatnya terkejut. "Dokter itu minta dicarikan cowok," katanya. "Dokternya seorang perempuan," tanya lawan bicaranya. "Bukan! Dokternya cowok!" sahutnya. Ia mengaku pernah dua kali menerima permintaan seperti itu.
Karena memenuhi permintaan dokter jadi aturan tak tertulis, maka medrep tersebut memenuhi permintaan sang dokter. "Setelah nanya sana-sini, akhirnya dapat juga," ujarnya.
Mesti KS itu tidak berbentuk hitam di atas putih, tetapi para dokter dituntut untuk memenuhinya. "Kalau tidak memenuhi dia akan di-black list oleh kalangan medrep," imbuhnya.
Kalau ada dokter yang hanya mau terima komisi tapi tak mau meresepkan obat pesanan perusahaan farmasi, maka dokter tersebut akan masuk daftar hitam atau di-black list.
John mengungkapkan, bagian yang diterima rumah sakit bisa lebih dari 25 persen. "Saya pernah melakukan kerja sama dengan sebuah rumah sakit, komisi yang diberikan ke rumah sakit itu sekitar Rp 8 miliar," katanya. John menyebut sebuah nama rumah sakit terkenal di barat Jakarta, persisnya di wilayah Tangerang.
Komisi itu adalah 51 persen dari nilai pembelian obat. "Awalnya, kami menawarkan komisi 50 persen. Namun kompetitor bersedia memberi 50,5 persen. Kami kemudian meningkatkan komisi menjadi 51 persen," katanya.
Makna di balik komisi Rp 8 miliar, pihak rumah sakit harus belanja obat senilai sekitar Rp 16 miliar. John memerkirakan, rumah sakit itu bakal menyelesaikan kewajiban belanja obat selama setahun.
Perkiraan John meleset. Sebelum genap setahun, belanja obat rumah sakit itu sudah mendekati Rp 16 miliar. "Kami segera memperbarui KS, jangan sampai diserobot pesaing," katanya.
John juga mengatakan, industri farmasi tak berbeda dari industri lain pada umumnya. Semua biaya yang muncul atas sebuah produk, dihitung sebagai cost dan dibebankan ke konsumen. "Artinya, seluruh biaya entertain dokter itu ditanggung oleh pasien. Hancur kan," katanya. Menurutnya, semua perusahaan farmasi menyiapkan anggaran untuk pendekatan ke dokter.
Sebagian perusahaan menggunakan anggaran itu untuk memfasilitasi para dokter menghadiri acara-acara ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan si dokter. Namun, ada juga perusahaan yang menggunakan anggaran tersebut untuk memenuhi hasrat duniawi sang dokter.
Pengamat masalah kesehatan, Marius Widjajarta, mengaku mengetahui secara detail sisi gelap bisnis farmasi dalam negeri. "Saya pernah melakukan penelitian soal ini tahun 2000-2003 lalu. Setelah dihitung, biaya entertain dokter hanya Rp 900 miliar per tahun sedangkan keuntungan perusahaan farmasi di tahun yang sama mencapai 90 triliun," katanya.
Namun, Marius juga menegaskan bahwa tidak semua perusahaan farmasi, medrep, ataupun dokter melakukan persekongkolan. Menurutnya, masih ada perusahaan farmasi maupun dokter yang jujur. "Hanya saja, kami tidak tahu jumlahnya," katanya.
Petinggi produsen obat SOHO mengakui peran penting medrep pada pemasaran obat ethical. "Peran medrep di SOHO bukan untuk melakukan lobi kasar, tapi sebagai ujung tombak penyampaian informasi benefit produk ke dokter," papar Products Marketing Director SOHO Global Health, Hartono Kodyat, di Jakarta, baru-baru ini.
Hartono menegaskan bahwa SOHO tidak pernah menyuap para dokter sebagai penulis resep. Bahkan, kata dia, per 1 Oktober 2013 SOHO berkomitmen mengikuti Role of Conduct Ethica yang merupakan aturan pemasaran produk-produk farmasi.
Perusahaan farmasi PT Interbat juga menyuap para dokter agar meresepkan produk Interbat. "Kami melakukan pemasaran obat seperti biasa. Interbat tak pernah melakukan praktik suap," kata Pieter Talaway, dari Bagian Hukum Interbat.
Sebelumnya, suatu malam, Januari 2014, John -bukan nama sebenarnya- mendadak menghentikan canda bersama istri dan anaknya. Dia harus pergi. Sekitar dua jam kemudian, John sudah berada di Hotel "A", sebuah tempat hiburan malam di kawasan Jakarta Utara.
Pergi ke tempat dugem bukanlah kemauan John. Malam itu ia melangkah ke Hotel "A" karena menjalankan perintah bosnya, mengantar sembilan pria berusia sekitar 50-an tahun yang berhasrat mencicipi dunia malam Jakarta.
Di Hotel "A", kesembilan pria tersebut butuh waktu untuk beradaptasi. Maklum, mereka bukanlah pengunjung rutin tempat dugem. Bahkan, bagi sebagian dari mereka, malam itu adalah pengalaman pertamanya menjejakkan kaki di tempat hiburan malam.
Sesaat kemudian, mereka mulai mengobservasi para wanita muda berpenampilan aduhai yang rutin nongkrong di Hotel "A". Wanita-wanita muda itu berasal dari beberapa kota di Indonesia. Namun ada juga wanita asing di antaranya dari Uzbekiztan, Spanyol, Tiongkok, dan Turki.
John menjelaskan, kesembilan pria yang bersamanya pada malam itu, seluruhnya adalah dokter. "Beberapa merupakan dokter spesialis penyakit dalam dan ada pula dokter spesialis paru-paru," katanya dalam perbincangan di Jakarta baru-baru ini.
Setelah observasi visual selesai, babak berikutnya adalah menentukan pilihan. Ternyata, ungkap John, tujuh dokter memilih wanita asing. "Cuma dua dokter yang memilih perempuan lokal," katanya.
Para dokter bersama pasangan masing-masing kemudian menuju kamar. John tak tahu persis apa yang terjadi di balik dinding. Ia hanya menduga-duga reaksi kimia yang terjadi pada pertemuan dua insan berlainan jenis yang salah satunya kebetulan berprofesi sebagai dokter.
Dini hari, acara pelesir malam itu kelar. John pun menutup bill sebesar Rp 25 juta.
sumber : http://sumsel.tribunnews.com/2014/11/24/dokternya-laki-laki-tapi-pesan-cowok-buat-diajak-kencan